Navigasi

25 December 2008


GRANDIA: Buku 1 - Babak 1: Kota Pelabuhan Parm(2)

Bagian Pra-tengah: Tantangan Pertamaku (Post #003)

Klik di sini untuk mengetahui tentang game Grandia lebih lanjut
Cerita game asli dikarang oleh: Takahiro Hasebe
Disadur dan dikisahkan ulang oleh: William Surya Permana
*CATATAN: Semua cerita ini hanyalah fiktif belaka.

    Pada awalnya, saya tak dapat menemukan apa pun. Malahan saya dimarahi seorang lelaki pemilik gudang di Parm, karena saya telah masuk ke gudangnya tanpa izin dan mungkin membuatnya berantakan. Padahal, saya berharap ada salah satu peralatan perang di dalam gudang tersebut.
    Saya sangat terkejut karena ternyata malah Sue sendiri yang telah mene-mukan salah satu peralatannya yang Gantz sebut sebagai baju zirah. Sebenarnya sih, itu hanya lah celemek kotor. Saya menjadi merasa tak berguna di depan Sue. Tapi biarkanlah, saya akan terus berusaha mendapatkan yang lainnya.
    Sue dapat menemukan peralatan itu karena ia dibantu oleh Puffy. Puffy adalah hewan peliharaan Sue bertubuh gemuk, bersungut, dan berwarna merah jambu. Sue meletakkannya di atas kepalanya bagai pita. Puffy dapat melihat dan membantu Sue. Namun, ia hanya dapat berkata 'Puff Puff'. Namun, entah-bagaimana, menurutku sepertinya Sue dapat mengerti hewan pemberian ayahku ini.
    Kini, kami, saya dan Sue, bersama-sama mencari sisa tiga peralatan yang diminta. Di bagian dermaga, tepatnya di dekat pantai, kami menemukan satu lagi peralatan perang yaitu Perisai Cahaya yang sebenarnya hanya lah tutup panci.
    Setelah itu, kami menemukan Helm Serdadu di tempat yang tidak terduga. Kami menemukkannya di samping kali. Kali di kotaku ini cukup dalam dan bagian pinggirnya telah diberi batu, sehingga kami harus turun ke bawah untuk dapat mengambilnya. Untung saja, kali di kota kami ini tidak terlalu kotor. Jika kotor, tentu saja Sue tak mau ikut bersamaku mengambilnya. Sekali lagi, yang Gantz maksud sebagai Helm Serdadu ini sebenarnya adalah panci biasa.
    Setelah memeriksa semua sisi kota, kami tak dapat menemukan barang ke-empat yang diminta. Tentu saja kami belum memeriksa dan memasuki rumah-rumah orang lain di Parm ini. Untuk itu, kami kembali ke Gantz, berharap akan mendapat suatu petunjuk baru. Eh, malah Gantz berkata bahwa saya pasti tidak dapat menemukkan peralatan tempur yang terakhir yaitu sebuah pedang.
    Gantz berani berkata demikian, maka saya pikir pedang itu pasti lah disembunyikan di rumahnya sendiri. Maka, kami pergi menyelinap ke dalam rumah Gantz sewaktu tak ada orang di sana. Ternyata, benar ada suatu kotak harta kecil yang terkunci. Saya coba menggoyang-goyangkannya untuk memastikan apa di dalamnya. Setelah itu, saya yakin bahwa di dalamnya adalah sebuah pedang. Saya berusaha untuk membukanya dengan paksa, namun tetap saja tidak dapat terbuka. Apa boleh buat, sekarang saya harus berusaha menemukan kuncinya di setiap sudut kota. Walau sekarang sudah memasuki senja, saya tidak boleh menyerah. Saya terus menyusuri sudut kota, sementara Sue terus mengikutiku dari belakang.

(bersambung...)

Kirimkan komentar

Silakan masukan komentar pada kotak teks yang tersedia, lalu klik tombol biru. Periksa kembali secara berkala untuk menemukan balasan terbaru. Anda mungkin tidak menerima notifikasi saat seseorang membalas komentar.