Halo semua pembaca setia Jurnal William Surya Permana!
Bagi Anda yang sudah lama menanti post yang benar-benar sharing di blog ini, kali ini dimunculkan. Pada kesempatan ini saya akan menceritakan pengalaman saya pribadi ketika pemotretan untuk buku kenangan bersama teman sekelas. Walau pun peristiwa ini sudah terjadi agak lama, tapi baru sekarang saya sempat menulisnya. Maklum beberapa bulan belakangan ini saya sedang sibuk dengan persiapan UN dan US. Tanpa basa-basi lagi, inilah ceritanya dan selamat membaca!
Hari itu adalah Minggu pagi 8 Februari 2009, saya beserta semua teman sekelas dari kelas XII IPA 2 telah sepakat untuk melakukan pemotreran untuk buku kenangan. (Terus terang saja, waktu saya mau menulis post ini, saya sudah lupa kapan acara ini berlangsung. Untung saja saya memotret beberapa foto dengan kamera HP Nokia 3120 Classic saya sendiri, di mana hasilnya berupa JPEG yang lengkap dengan metadata tag seperti 'Date Picture Taken'. Nah, dari sana lah saya ingat kembali tanggalnya. Hehehe... Maklum sudah lama.)
Kalau tidak salah ingat, waktu itu saya nebeng mobilnya Silvia Chailina. Kebetulan rumah kami sama-sama di Villa Pamulang. Jadi saya jalan ke Cahaya Baru, sebuah minimarket di dekat rumahnya dia. Maklum, si Chai ini belum tahu di mana rumah saya (, dan sebaliknya juga). Setelah itu, kami semua berangkat ke sekolah, tempat semua murid sekelas berkumpul sebelum berangkat ke lokasi pemotretan. Di sana lah siapa-ikut-siapa diatur, agar semua dapat tumpangan ke lokasi. Ada beberapa yang membawa motor dan ada satu yang membawa mobil. Semua diatur agar kedelapan-belas murid sekelas ini dapat berangkat bersama-sama ke lokasi. Nah, saya masih nebeng di mobilnya Chai. Beberapa kostum juga ditaruh di mobil ini. Jadi rasanya cukup sempit di sini.
Sebelum saya lanjutkan, saya ceritakan sedikit mengenai tema pemotretan ini. Sebenarnya setiap kelas memiliki tema dan lokasi yang berbeda untuk pemotretan buku kenangan ini. Kelas saya telah sepakat merahasiakan semua ini ke semua anak kelas lain sampai hari pemotretan. Nah, bagi yang masih belum tahu dan masih penasaran mengenai hal ini serta malas menunggu buku kenangan yang terbitbya masih lama, akan saya beberkan tema dan lokainya di sini. Tema kelas kami adalah Dunia Hiburan atau istilah kerennya Entertainment. Untuk lokasinya, ... nanti dulu. Coba tebak aja deh. Di bawah ini ada petunjuknya. Tempat ini masih berada di Tangerang, tepatnya di BSD. Nah, sekarang coba lihat gambar di bawah ini. Ini menjadi landmark daerah ini. Cobalah terka!
Bagaimana sudah tahu jawabannya? Kalau jawaban kalian Perumahan (Cluster) The Green, jawaban itu benar! Mengenai temanya, setiap anak harus dan dapat memilih profesinya sendiri-sendiri. Tidak boleh ada yang sama. Saya memilih menjadi Produser karena berpikir profesi ini santai, tanpa gaya khusus, dan tanpa membawa apa-apa. Tapi akhirnya saya bingung sendiri bagaimana agar dapat menimbulkan kesan produser ini. Jadinya, yach, saya hanya memakai kemeja lengan panjang dan membawa memo.
Sekarang kembali ke cerita awal. Akhirnya, kami semua sampai di Indomaret seberang gerbang masuk The Green mungkin sekitar jam 9an. Kami tidak langsung masuk ke lokasi karena katanya kalau mau memakai tempat ini harus izin dari keamanan setempat. Untung saja, ada yang kenal dengan salah satu satpam di sana, sehingga akhirnya diperbolehkan masuk ke dalam, namun sedikit demi sedikit, tidak rombangan. Satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Yang cowok didahulukan karena (biasa) yang cewek perlu make-up dahulu.
Setelah juru foto datang, saya dan Edwan mulai difoto terlebih dahulu. Edwan yang ber'profesi' sebagai Pesulap difoto terlebih dahulu. Dia difoto di atas kapal-kapalan (lihat gambar di bawah) sambil memegang tongkat, yang juga hasil pinjaman. Setelah itu, giliran saya yang difoto oleh dua oarng juru fotonya. Berbeda dengan Edwan, saya difoto di dua lokasi berbeda (di samping kapal-kapalan dan di atas tangga). Sampai sekarang saya juga belum tahu foto yang mana yang akan digunakan di Buku Kenangan. Tempat yang kami berdua pakai untuk foto ini sebenarnya juga daerah terlarang, karena di depannya sudah tertulis 'Dilarang Bermain di atas Pasir'. Yah, tapi apa boleh buat. Setelah dipikir-pikir inilah tempat yang terbaik di The Green. Eh, malah belakangan, ada segerombolan cewek bukan dari kelas kami juga main di sini (lihat gambar di atas yang kanan, pada tepi kiri gambar).
Setelah kami berdua difoto, rombongan yang selanjutnya belum datang-datang juga. Wah, saat itu membosankan sekali, tak bisa kemana-mana deh. Saya sampai main Tetris di HP, diajak bicara dengan juru fotonya, tapi kelompok yang lainnya belum tiba juga. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya kelompok yang lain itu tiba juga. Saya pun penasaran mengapa bisa sedemikian lamanya, dan bertanya. Eh, jawaban yang saya dapat makin membuat saya kesal. Mereka semua ternyata pergi makan dahulu!! Padahal saya sudah mulai lapar menunggu di dalam.
(bersambung...)
Jika saya berniat, mungkin akan ada sharing tentang malam perpisahan juga di blog ini mendatang. Penasaran kan? Makanya selalu kunjungi Jurnal William Surya Permana! Demikian post saya kali ini. Sekian, dan terima kasih.
25 June 2009
Berlangganan:
Post Comments (Atom)
Kirimkan komentar
Silakan masukan komentar pada kotak teks yang tersedia, lalu klik tombol biru. Periksa kembali secara berkala untuk menemukan balasan terbaru. Anda mungkin tidak menerima notifikasi saat seseorang membalas komentar.