Navigasi

17 May 2011


Belajar bagaimana membuat subtitle (1)

Hai, sekali lagi, bagi yang mungkin sudah menanti-nanti kelanjutan dari kisah wisata saya ke Pulau Tidung, akan terseling dengan kiriman ini terlebih dahulu. Namun tenang saja, pastinya kisah itu akan diselesaikan. Sepertinya dalam satu kiriman lagi. Pada kesempatan kali ini, saya ingin sedikit berbagi mengenai pengalaman saya dalam membuat subtitle dan juga bagaimana cara membuatnya.

UPDATE: Baca kelanjutannya di sini.

Subtitle terbaru saya

Sekitar dua minggu yang lalu, tepatnya, pada 5 Mei 2011, saya baru saja menyelesaikan substitle dengan format Advanced SubStation Alpha (.ass) untuk film yang pertama kalinya. Bagi yang ingin tahu mengapa saya membuatnya, sebenarnya hanya iseng, ingin merasakan bagaimana sih cara membuat subtitle.

Subtitle yang terakhir saya buat ini adalah untuk film I Not Stupid yang terdiri dari 1900 kali teks muncul dalam 206KB file ass. Dalam satu kali teks itu sendiri bisa sampai dengan tiga baris bila diputar di videonya. Subtitle ini memuat pula lirik dan terjemahan dua lagu di dalam film ini, juga beberapa terjemahan sign yang ada pada videonya.

Subtitle lainnya dan aplikasi pembuatnya

Sebenarnya sebelum membuat subtitle ini saya pernah juga membuat beberapa subtitle softsub lainnya, di antaranya, dari yang terbaru, adalah:
- ASS Video clip "Everyone is No.1 - Andy Lau" (468 kali teks muncul, 66KB)
- SRT Film "Yamakasi 2" (395 kali teks muncul, 31KB)
- SRT Video clip "Karma - Bump of Chicken" (Opening Tales of the Abyss) (28 kali teks muncul, 4KB)

Sedangkan untuk subtitle hardsub, entah sudah berapa kali saya buat, yang jelas sudah puluhan kali. Untuk hardsub ini sudah mulai lakukan sejak saya masih SMP dulu. Aplikasi yang saya pakai pun hanya Macromedia Flash (sekarang Adobe Flash). Untuk memberi hardsub, saya biasanya mengimpor video dan audionya ke dalam Flash, lalu menambahkan beberapa subtitle memakai Text Tool, lalu mengekspornya kembali. Lamanya proses ekspor-impor tersebut lah yang membuat saya beralih ke softsub. Namun tetap saja, dalam kasus membuat VCD, tetap saja harus memakai hardsub.

Sedangkan untuk softsub, pertama kali saya coba saat saya SMA. Pembuatan softsub bisa lebih cepat daripada hardsub, karena file video dan subtitlenya terpisah dan tidak perlu ekspor-impor (kecuali ingin di-embed ke dalam file MKV). Dengan memakai tekhnik softsub, penambahan subtitle tidak akan mengurangi kualitas video seperti pada saat memakai tekhnik hardsub.

Aplikasi yang saya pakai dalam membuat subtitle softsub ini pun beragam. Mulai dari Notepad — ya, dengan hanya Notepad biasa yang langsung terpasang saat install Windows ini, Anda bisa membuat subtitle! — hingga kemudian beralih ke Subtitle Edit untuk format SRT dan AegiSub untuk format ASS dan SSA.

Apa yang saya pelajari saat membuat SRT?

Pada awalnya saya mencoba SRT video clip "Karma" yang memuat lirik Romaji, Kanji, dan terjemahan Indonesia. Saya mencoba ini karena ingin tahu bagaimana memuat subtitle yang memuat karakter selain ASCII/ANSI. Tentunya kalau hanya memuat ANSI, bisa langsung di-save menggunakan Notepad tanpa pengaturan khusus.

Dari sini saya mendapat pengetahuan bahwa untuk membuat subtitle yang memuat karakter non-latin harus menggunakan text-encoding khusus. Yang saya coba adalah Unicode dan UTF-8. Keduanya didukung oleh Notepad (pada saat Save as, tinggal mengubah drop-down list Encoding). Ternyata beberapa video player tidak mendukung benar Unicode dan mengakibatkan mojibake, sehingga saya putuskan menggunakan UTF-8 saja, yang didukung berbagai video player, dalam pembuatan SRT berkarakter non-latin lain waktu.

Di saat kedua, saya mencoba sesuatu yang lebih panjang, yaitu film "Yamakashi 2". Tidak ada tekhnik khusus dalam pembuat subtitle yang saya pelajari dari sini. Yang saya pelajari kali ini adalah bagaimana mengubah softsub yang saya buat menjadi hardsub yang akan ditampilkan dalam format VCD. Saya menggunakan MediaCoder untuk melakukan ini.

Apa yang saya pelajari saat membuat ASS?

Ketiga, saya mencoba format subtitle yang berbeda, yaitu ASS. ASS ini sering dipakai para fansuber anime. Saya sendiri mempelajarinya dengan membongkar MKV dan mengeluarkan ASSnya saja dari salah satu file anime Code Geass yang saya miliki. Proses membongkar dan mengeluarkan ini disebut dengan Demultiplexing, demux untuk pendeknya. Aplikasi yang saya pakai adalah Matroska Demux Tool.

Saat membuat subtitle video clip "Everyone is No.1" ini saya mempelajari bagaimana membuat animasi pergerakan dan perubahan ukuran teks (moving dan tweening), cara dan urutan peletakan teks (alignment dan layering), membangun bentuk dua dimensi (shape), melakukan penutupan sebagian teks (clipping dan masking), gaya tulisan (styling), dan juga pembuatan skrip karaoke dimana warna tulisan akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Di ass saya ini juga memuat lirik hanzi, sehingga saya juga belajar bagaimana membuat subtitle ass yang memuat huruf non-latin.

Yang terakhir, saya membuat ass untuk film "I Not Stupid". Tidak banyak yang saya pelajari di sini. Hanya bagaimana menampilkan beberapa teks bersamaan dan tidak menumpuk. Di sini karena saya juga menambahkan teks untuk lirik dan terjemahan lagu latar belakang, di mana ada pula percakapan pada saat itu, sehingga kedua teks tersebut harus diatur sedemikian rupa.

Jadi, kapan kita memakai SRT dan bagaimana cara membuatnya?
Jadi, kapan kita memakai ASS dan bagaimana cara membuatnya?
Di mana saya bisa mengunduh/men-download semua subtitle di atas?

Tenang, santai dulu. Semuanya akan saya bagikan di kiriman saya yang selanjutnya. Berhubung, saya perlu tidur dulu sekarang. Sudah malam :). Jadi pantau terus Isamu no Heya dan nantikan kelanjutannya! Sampai jumpa.

UPDATE: Baca kelanjutannya di sini.

1 komentar:

Silakan masukan komentar pada kotak teks yang tersedia, lalu klik tombol biru. Periksa kembali secara berkala untuk menemukan balasan terbaru. Anda mungkin tidak menerima notifikasi saat seseorang membalas komentar.